Flyff Chinese Cute Boys

Sabtu, 17 Juni 2023

Kemunduran Valencia, Peter Lim Jadi Kambing Hitam?

 

Salam Olahraga - Sejak diakusisi miliarder asal Singapura, Peter Lim, pada akhir 2014, Valencia harus melalui masa-masa sulit. Nasibnya bertolak belakang dengan klub-klub lain, macam Manchester City, RB Leipzig, dan Newcastle United yang prestasinya melejit usai dapat suntikan dana. Pada musim 2022/2023, mereka hampir saja terelegasi ke kasta kedua. 

Beruntung mereka masih bisa bertahan di LaLiga dengan bertengger di peringkat 16 klasemen akhir. Keputusan-keputusan Lim pun mulai dipertanyakan. Apakah benar ia satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas kemunduran Valencia?

1. Peringkat relatif Valencia di LaLiga turun sejak musim 2015/2016

Bersama Atletico Madrid, Villareal, Athletic Club, dan Sevilla, Valencia sering jadi langganan penghuni 10 besar klasemen LaLiga. Namun, semua berubah sejak musim 2015/2016, setahun setelah kedatangan Peter Lim. Performa mereka hanya cukup untuk merebut posisi di papan tengah klasemen.

Valencia sempat kembali ke hakikatnya sebagai salah satu rival terdekat dua klub langganan juara Spanyol, Barcelona dan Real Madrid pada 2017/2018 dan 2018/2019. Dua periode itu pula yang menandai partisipasi terakhir Los Ches dalam kompetisi Eropa.  Memasuki era 2020-an, performa Valencia tak juga membaik. Posisi terbaik mereka hanya peringkat 9, yakni pada 2021/2022. Musim 2022/2023 bisa dibilang musim terburuk mereka sejak 40 tahun terakhir, yakni 1982/1983 (peringkat 15) and 1985/1986 (peringkat 16).

2. Tak ada pelatih pilihan Peter Lim yang bisa menyamai prestasi Benitez dan Emery 

Meski selamat dari ancaman degradasi, kemunduran Valencia jadi perhatian serius para penikmat dan pengamat sepak bola. Media, analis, dan suporter mulai menyorot keputusan-keputusan Valencia di bawah kepemimpinan Peter Lim. Salah satunya saat menunjuk pelatih kepala.  DominoQQ

Perekrutan Nuno Espirito Santo menggantikan Juan Antonio Pizzi yang baru menjabat sebulan jadi salah satu yang banyak dipertanyakan. Musim perdananya sebagai pelatih pada 2014/2015 memang berjalan normal. Namun, memasuki 2015/2016, performa tim menurun drastis. Guardian melaporkan bahwa Santo akhirnya memilih mengundurkan diri setelah menjabat selama 516 hari.

Dengan dana yang ada, Lim beberapa kali merekrut mantan pemain high profile sebagai pelatih. Sebut saja Gary Neville (2015--2016), Gennaro Gattuso (2022--2023), dan Ruben Baraja (2023--sekarang). Lim juga tampak tak ragu melakukan pergantian pelatih. Sampai Juni 2023, Valencia sudah melakukan 9 kali pergantian pelatih. Beberapa media berspekulasi bahwa Lim memilih pelatih berdasarkan faktor kedekatan alias nepotisme.

Baraja, pelatih terkini Valencia, belum membawa kemajuan dalam tim. Sejak dilatih eks pemain Timnas Spanyol pada Februari 2023, tim berlogo kelelawar itu menelan 13 kekalahan dalam 20 pertandingan. Itu artinya belum ada pelatih pilihan Lim yang bisa menyamai prestasi Rafael Benitez (2001--2004) dan Unai Emery (2008--2012).

3. Valencia tak melakukan investasi yang tepat usai melepas pemain-pemain kunci

Keputusan kontroversial Lim lain yang disorot adalah keenggannnya melakukan investasi pemain yang tepat dan terarah. Setelah melepas pemain-pemain kunci macam Carlos Soler, Ferran Torres, dan Goncalo Guedes, Valencia tak segera mencari pengganti dan memperbarui skuad. Mereka kini bertumpu pada pemain-pemain lawas dan pinjaman seperti Jose Gaya, Mouctar Diakhaby, Justin Kluivert, Samuel Lino, dan Gabriel Paulista. Bahkan, mereka memilih untuk berhemat dengan merekrut pemain bebas agen, seperti Edinson Cavani dan Samu Castillejo.

Meski berstatus miliarder, Lim bukan pemilik klub yang royal. Ia cenderung menghindari transaksi yang spektakuler untuk mendatangkan pemain baru. Sejak 2020/2021, seiring badai pandemi COVID-19, budget belanja pemain pun dipangkas. Pada musim 2022/2023, Valencia hanya melakukan 3 pembelian terbuka atas nama Andre Almeida, Hugo Duro, dan Cenk Özkacar. Sisanya, bila tidak didatangkan secara cuma-cuma, mereka merupakan pemain muda yang baru mentas dari akademi/tim muda.

Kebijakan Lim bisa dilihat sebagai peluang emas bagi para pemain homegrown, seperti Diego Lopez, Hugo Guillamón, dan Yunus Musah. Namun, ini mirip dengan Leicester City usai diakusisi konglomerat Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha. Srivaddhanaprabha merekrut beberapa pemain muda sekaligus usai menjual satu pemain kuncinya tiap musim. Sempat mengangkat status timnya di English Premier League (EPL), setidaknya selama beberapa musim Leicester City akhirnya terpuruk dan terelegasi juga pada 2022/2023.

Kemunduran ini sontak membuat posisi Lim tak aman. Suporter mulai menghujatnya. The Guardian melaporkan aksi protes yang dilakukan suporter Valencia pada Februari 2023 lalu. Spanduk-spanduk bernada sinis pada Peter Lim dibentangkan. Sikap rasis suporter pada Vinicius Jr. saat tim kesayangan mereka melawan Real Madrid Mei 2023 lalu juga tidak memperbaiki keadaan. Justru itu mengonfirmasi 2022/2023 sebagai musim terburuk Valencia sejauh ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar